Assalamualaikum Niky

Here's I share a little thing to remember

Full width home advertisement

Step by Step

Technology Nowadays

Post Page Advertisement [Top]

Makna dan Contoh Pendekatan Bayani, Burhani, & Irfani

Makna dan Contoh Pendekatan Bayani, Burhani, & Irfani
Hello good people!
Kali ini kita akan membahas terkait makna dan contoh pendekatan Bayani, Burhani, dan Irfani. Simak selengkapnya! 
Makna dan Contoh Pendekatan Bayani, Burhani, dan Irfani.
 
  1. Bayani
    Bayani adalah pendekatan dengan cara menganilis teks. Maka sumber epistemologi bayani adalah teks. Sumber teks dalam studi Islam dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: Teks Nash (Al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW) dan teks non-nash berupa karya para ulama. Ada 4 macam contoh pendekatan Bayani, antara lain:
    1. Bayan Al-i'tibar, yaitu penjelasan mengenai keadaan, keadaan segala sesuatu, yang meliputi:
      • Al-Qiyas Al-Bayani baik Al-Fiqgy, Al-Nahwy dan Al-Kalamy.
      • Al-Khabar yang bersifat Yaqin maupun Tasdiq.Bayan Al-I'tiqad, yaitu penjelasan mengenai segala sesuatu yang meliputi makna Haq, makna Muasyabbih Fih, dan makna Bathil.
    2. Bayan Al-Ibarah yang terdiri dari:
      • Al-Bayan Al-Zahir yang tidak membutuhkan Tafsir.
    3. Al-Bayan Al-Batin yang membutuhkan Tafsir, Qiyas, Istidlal dan Khabar.
    4. Bayan Al-Kitab, maksudnya media untuk menukil pendapat-pendapat dan pemikiran dari Katib Khat, Katib Lafz, Katib 'Aqd, Katib Hukm, dan Katib Tadbir.
  2. Irfani
    Irfani adalah pendekatan pemahaman yang bertumpu pada instrumen pengalam batin, dhawq, qalb, wijdan, basirah dan intuisi. Contoh pendekatan yang digunakan ada 2, yaitu:
    1. Manhaj kashfi disebut juga manhaj ma'rifah 'irfani yang tidak menggunakan indera atau akal, tetapi kashf dengan riyadah dan mujahadah.
    2. Manhaj iktishafi disebut juga al-mumathilah (analogi), yaitu metode untuk menyingkap dan menemukan rahasia pengetahuan melalui analogi-analogi. Analogi dalam manhaj ini mencakup:
      • Analogi berdasarkan angka atau jumlah seperti 1/2 = 2/4 = 4/8, dan seterusnya.
      • Tamthil yang meliputi silogisme dan induksi.
      • Surah dan Ashkal

  3. Burhani
    Burhani adalah pengetahuan yang diperoleh dari indera, percobaan dan hukum-hukum logika. Maksudnya bahwa untuk mengukur atau benarnya sesuatu adalah berdasarkan komponen kemampuan alamiah manusia berupa pengalaman dan akal tanpa teks wahyu suci, yang memuncukan peripatik. Maka sumber pengetahuan dengan nalar burhani adalah realitas dan empiris yang berkaitan dengan alam, sosial, dan humanities. Artinya ilmu diperoleh sebagai hasil penelitian, hasil percobaan, hasil eksperimen, baik di laboratorium maupun di alam nyata, baik yang bersifat alam maupun sosial. Karena burhani menjadikan realitas dan teks sebagai sumber kajian, maka dalam pendekatan ini ada dua ilmu penting, yaitu:
    1. Ilmu Al-Lisan, yang pertama membicarakan lafz-lafz, kaifiyyah, susunan, dan rangkaiannya dalam ibarat-ibarat yang dapat digunakan untuk menyampaikan makna, serta cara merangkainya dalam diri manusia. Tujuannya adalah untuk menjaga lafz al-dalalah yang dipahami dan menetapkan aturan-aturan mengenai lafz tersebut.
    2. Ilmu Al-Mantiq, yang membahas masalah mufradat dan susunan yang dengannya kita dapat menyampaikan segala sesuatu yang bersifat indrawi dan hubungan yang tetap diantara segala sesuatu tersebut, atau apa yang mungkin untuk mengeluarkan gambaran-gambaran dan hukum-hukum darinya. Tujuannya adalah untuk menetapkan aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan cara kerja akal, atau cara mencapai kebenaran yang mungkin diperoleh darinya.


Sumber gambar: Pinterest.

Bottom Ad [Post Page]